Kalau sedang berkendara di jalanan Yogya, kadang secara tidak sengaja selalu melihat beberapa tingkah pengguna jalan yang kadang terlihat nyeleneh. Hal ini sering dijumpai di jalan raya kalau diperhatikan dengan teliti.

Terkadang ulah nyeleneh ini menjadi hal yang menarik dengan tujuan menarik perhatian orang lain. Ulah seperti ini dapat dilakukan dengan memasang asesoris kendaraan atau perlengkapan tubuh yang dikenakannya. Namun juga dapat terjadi dengan gaya atau cara berkendara dari yang bersangkutan.

Ulah berkendara yang nyeleneh kadang menjadi bumerang. Di satu sisi memang dapat menarik perhatian orang dan menjadikan yang bersangkutan tampil bergaya. Namun di sisi lain, kadang ulah ini dapat memancing bahaya atau kecelakaan. Kalau sudah terjadi kecelakaan maka bisa mengundang resiko tidak hanya bagi yang bersangkutan tetapi juga bagi orang lain. Oleh karena itu mestinya jika berkendara hendaknya selalu meminimalkan terjadinya kecelakaan dengan selalu mematuhi cara berkendara yang aman dan tertib.

Posisi tangan di setang yang terbalik karena alasan takut kulit jadi hitam.

Posisi tangan di setang yang terbalik karena alasan takut kulit jadi hitam.

Contoh satu ulah nyeleneh ini adalah cara memegang setang sepeda motor bagi beberapa orang. Kalau yang normal, cara memegang gagang sepeda motor adalah dengan memegang handspot kanan dan kiri secara wajar. Posisi tangan adalah menelungkupkan dengan arah telapak tangan menempel pada permukaan handspot. Namun ternyata ada satu posisi yang memegang terbalik dari arah bawah. Jadi telapak tangan menggantung dari setang. Memang dengan posisi ini tangan tetap dapat difungsikan untuk menarik setelan gas mesin, namun akan kurang nyaman jika akan digunakan untuk menarik handle rem.

Ini juga agak aneh...

Ini juga agak aneh...


Posisi berkendara dengan tangan seperti ini relatif juga kurang aman. Hal ini dapat terjadi jika yang bersangkutan akan mengerem mendadak atau kemudian akan ada tekanan dari belakang maka tangan yang bersangkutan tidak akan mampu menahan tubuh yang terdorong ke depan. Risiko jatuh akan menjadi sangat besar jika terjadi hal seperti ini. Namun jika berkendara secara normal, tangan akan dapat menahan tubuh karena posisi tangan dapat menahannya.

Cara ini setelah diamati ternyata lebih banyah dilakukan pengendara perempuan. Hal ini kemudian dapat diduga karena yang bersangkutan tidak menginginkan kulit bagian punggung tangan menjadi hitam terbakar matahari. Untuk menghindarinya maka posisi tangan dibalik sehingga punggung tangan menjadi terlindung sinar matahari.

Sekarang kalau ada laki-laki yang berkendara dengan posisi tangan mengemudi yang terbalik juga, maka berarti yang bersangkutan dapat diindikasikan juga takut sinar matahari. Hal ini berarti laki-laki jenis ini agak bersifat feminin.

Satu hal lagi jika diamati bahwa pengemudi sepeda motor seperti ini umumnya adalah untuk sepeda motor tipe bebek atau skutik. Untuk sepeda motor jenis laki-laki yang menggunakan kopling yang berarti memerlukan gerakan tangan untuk mengendalikan handle kopling dan handle rem dengan kedua tangan, sepertinya tidak ada yang berulah seperti ini.

Cara memegang setang normal.

Cara memegang setang normal.

Untuk menghindari punggung tangan gosong namun tetap berkendara dengan nyaman maka sebenarnya masih ada cara lain, pengendara hendaknya  dapat mengenakan sarung tangan. Dengan sarung tangan ini maka kulit punggung dapat terhindar dari panas sinar matahari. Jadi kulit tetap cantik mulus dan tidak belang, tetapi berkendara tetap aman selamat sampai tujuan.

Tulisan ini mungkin jadi terkesan bias gender, namun jika memang begitulah adanya, tentu saja harap maklum saja. Hal yang penting adalah kita semua saling mengingatkan satu sama lain.

Lepas satu tangan di setang, sangat tidak dianjurkan. Apalagi hanya untuk sekedar nampang saja...

Lepas satu tangan di setang, sangat tidak dianjurkan. Apalagi hanya untuk sekedar nampangsaja...

Kalau satu tangan tidak dianjurkan, yang lepas dua apalagi...

Kalau satu tangan tidak dianjurkan, yang lepas dua apalagi...

 

Iqmal Tahir

ps. Saya menemukan sumber tulisan lain yang menulis hal serupa (sekaligus tempat saya peroleh gambar ilustrasi yang pertama di atas) dari sini.

Satu tanggapan »

  1. Akram berkata:

    Jangan ditiru adegan di atas! Heehe
    Hanya ahlinya yang bisa melakukannya.

Tinggalkan Balasan ke Akram Batalkan balasan