Tulisan ini saya lakukan saat sering belanja di pasar malam di pelosok semenanjung utara negeri jiran. Memang kadang saya memenuhi keperluan makan saya dengan jalan membeli masakan jadi di kedai makan, tetapi kemudian saat pindah di rumah sewa dengan ketersediaan dapur maka sering juga masak sendiri. Bagaimanapun masakan hasil sendiri kadang lebih sesuai dengan selera lidah walaupun ternyata sering juga rasanya aneh.

Untuk soal makanan dan bahan makanan yang saya pilih, selera yang dipilih kadang tidak sesuai dengan kebanyakan orang. Sebagai contoh untuk makanan fast food seperti KFC, pizza atau burger, saya relatif jarang sekali membelinya. Makanan jenis itu memang dikesankan sebagai makanan orang modern. Di sisi lain makanan yang lain adalah makanan kampung. Pembuatan kontradiksi seperti ini sebenarnya telah dilakukan dulu sesuai dengan lirik lagu Keju dan Singkong. Tetapi tentu saja memang bukan berarti saya tidak bebas sama sekali dari makanan-makanan modern. Dalam banyak hal saya lebih memilih jenis makanan atau bahan makan yang kampungan. Oleh karena itu tulisan ini saya beri judul “Seleraku yang Kampungan”.

Selama di negeri jiran ini, dari berbagai pilihan makanan dan bahan makan yang “kampungan” ini antara lain adalah :

  • Nasi goreng kampung
    Nasi goreng yang disediakan di kedai-kedai makan lokal sini terus terang kadang kurang mantap bumbunya. Variasi nasi goreng yang tersedia sebenarnya cukup banyak seperti nasi goreng ayam, nasi goreng china, nasi goreng seafood atau nasi goreng pattaya. Jenis terakhir ini adalah nasi goreng yang disajikan dengan dibungkus telur dadar. Kalau yang saya suka adalah nasi goreng kampung.Nasi goreng kampung sebenarnya sama dengan yang lain. Hanya bumbu sambal yang digunakan menggunakan terasi atau belacan. Sebagai isi, ditambahkan juga ikan bilis atau  ikan teri kecil ke dalamnya. Tentu saja aroma dan rasa nasi goreng ini akan terasa lebih kuat dibandingkan dengan jenis nasi goreng yang lain. Walaupun saya tidak suka ikan teri tetapi saya sering memilih jenis nasi goreng yang ini. Saat makan ikan-ikan teri yang kecil ini harus disingkirkan ke tepi piring dan tidak dimakan.

    Nasi goreng kampung lengkap dengan ikan bilisnya.

  • Cabe kampung
    Urusan masak paling mudah adalah dengan bumbu bawang, bawang merah, cabe, merica dan garam. Itu bumbu yang utama tentu saja tergantung dari jenis masakan yang akan dibuat. Untuk jenis cabe kalau sambal, saya suka sambal uleg buatan ibu atau keluarga saya di tanah air. Kalau di sini tidak pernah membuat sambal sendiri. Sambal yang tersedia di kedai kadang kurang mantap karena rasanya yang asam dan juga sambal hasil gilingan dengan mesin. Sambal yang sering aku buat adalah sambal kecap dengan banyak irisan cabe, bawang putih dan bawang merah, setelah ditumis dan ditambah tomat, maka terakhir tinggal disiram kecap manis.
    Untuk membuat rasa pedas lebih terasa tentu saja paling mudah adalah dengan menggunakan cabe rawit. Di pasar lokal sini cabe rawit tidak cukup banyak tersedia. Cabe yang banyak adalah jenis cabe besar baik yang warna merah ataupun yang hijau. Kalau ada cabe yang mirip cabe rawit sebenarnya adalah cabe yang ukurannya masih kecil dan belum matang benar tetapi sudah dipetik. Cabe rawit disini hanya tersedia sedikit dan itu disebut sebagai cabe kampung. Harganya lebih mahal dibandingkan cabe yang lainnya. Tetapi biasanya kalau pas lihat ada cabe kampung seperti ini tetap aku beli karena memang rasanya lebih pedas dan lebih enak, yang jelas tidak langu kalau mau dibuat sambal kecap.

    Tanaman cabe kampung atau cabe rawit di rumah Blater

    Cabai rawit atau cabai kampung kalau di negeri jiran.

  • Ayam goreng kampung
    Ayam kampung adalah ayam buras (bukan ras) yang memang dari jenis ayam biasa bukan jenis petelur atau pedaging. Ayam ini memang memiliki tekstur daging yang lebih liat apalagi ayam pejantannya. Memang saat ini juga banyak dipelihara ayam buras yang dipelihara dengan teknik modern dan makanan khusus seperti makanan untuk ayam ras, tetapi rasa dagingnya sepertinya tetap berbeda.

    Ayam goreng kampung, jelas lebih enak...

    Untuk makanan memang kadang dipilih makanan yang terbuat dari ayam kampung ini. Kalau di negeri jiran, agak susah untuk memilih kedai makan yang menjual daging ayam kampung. Sebagian besar menjual makanan dari bahan ayam ras. Kalau di Yogya saya banyak tahu tempat makan yang menjual masakan dari bahan ayam kampung. Untuk ayam goreng seperti tempat Bu Tini, Code, Mbok Berek, Kalasan, Mbok Berek, mereka menggunakan ayam kampung. Soto Kadipiro atau Soto Sawah juga menggunakan ayam kampung, bahkan warung masakan ini khusus menggunakan ayam kampung yang jantan (ayam jago), mungkin karena rasanya lebih liat lagi. Berbagai warung gudeg yang terkenal juga banyak menggunakan jenis ayam kampung.

Jadi dalam hal makanan ini, tidak apalah selera saya untuk memilih yang kampungan, yang penting di lidah cocok. Anda mau pilih yang kampungan juga ??

 

Iqmal Tahir

Satu tanggapan »

  1. […] ____________________image dari sini […]

Tinggalkan komentar