Jasa pencucian kendaraan bermotor saat ini marak di berbagai pelosok perkotaan bahkan mulai masuk di pinggiran daerah. Para pemilik kendaraan mulai banyak membutuhkan jasa ini karena tarifnya relatif terjangkau dan lebih praktis dibandingkan dengan harus mencuci sendiri. Seiring dengan pesatnya kenaikan jumlah kendaraan bermotor maka kebutuhan jasa pencucian kendaraan juga meningkat. Dapat dilihat sendiri di berbagai lokasi berdirilah jasa ini mulai dari yang memiliki fasilitas sekedarnya sampai yang dilengkapi fasilitas lengkap seperti peralatan mekanis untuk naik turun kendaraan, mesin semprot air, ruang tunggu yang representatif, bahkan beberapa lokasi didirikan secara terpadu berupa bengkel, cucian dan café dengan konsep one-stop service.

 Cuci motor

Untuk keperluan jasa pencucian ini dibutuhkan penyediaan air bersih dalam jumlah besar. Untuk lokasi di perkotaan, supply air bersih yang paling mungkin adalah dengan penggunaan air tanah yang diperoleh dengan jalan pembuatan sumur dan dipompa ke permukaan. Mengingat kebutuhan air relatif cukup besar, apabila dipenuhi dari penggunaan air melalui distribusi PAM, maka harga yang harus ditanggung konsumen akan cukup besar. Untuk satu kendaraan roda dua, dibutuhkan air bersih sekitar 60-100 L, sedangkan untuk kendaraan roda empat berupa mobil dibutuhkan sampai 4-6 kalinya. Dengan demikian dapat diperkirakan kebutuhan air bersih yang diperlukan apabila satu unit jasa pencucian kendaraan tersebut melayani sekitar 8-16 mobil per hari dan sekitar lebih dari 15 kendaraan roda dua per harinya. Belum lagi biasanya jasa pencucian ini juga melayani pencucian karpet yang juga cukup banyak mengkonsumsi air bersih.

Cucian mobil   Cuci karpet

Dalam aktivitas pencucian ini, tentu saja dibutuhkan bahan pembersih berupa cairan pembersih berupa deterjen dan surfaktan lain. Bahan ini dibutuhkan untuk melarutkan kotoran-kotoran yang menempel di permukaan body dan bagian kendaraan lainnya seperti ban, mesin dan rangka bawah, termasuk juga karpet/karet alas di bagian dalam mobil. Oleh karena itu air yang sudah digunakan jelas mengandung bahan kimia pembersih dan kotoran. Kebanyakan air buangan ini sudah bersifat limbah dan oleh pemilik jasa pencucian dialirkan ke saluran pembuangan dan akhirnya mengalir ke sungai.Kecil sekali peluang untuk penggunaan kembali air limbah bekas pencucian kendaraan ini. Konsumen apabila mengetahui kualitas air yang digunakan untuk mencuci merupakan air bekas, akan memperoleh kesan bahwa jasa pencucian tersebut kurang baik. Hal ini akan dapat berakibat konsumen beralih ke tempat pencucian yang lain. Padahal sangat dimungkinkan penggunaan kembali air setelah melalui tahap recycle dengan pengolahan melalui instalasi pengolah air limbah (IPAL), dengan proses meliputi penyaringan, pengendapan kotoran, dan penjernihan. Akan tetapi karena karakteristik limbah yang mengandung bahan kimia berminyak, maka proses recycle akan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pemilik jasa pencucian akan lebih menggunakan air baru hanya dengan biaya pemompaan saja, yang mestinya jauh lebih murah. Oleh karena itu volume limbah air cucian yang dihasilkan akan terus meningkat.

Pada sisi lain, buangan limbah cair ini di dalam sistem perairan juga akan menimbulkan pencemaran. Secara fisik ditandai dengan terdapat gelembung busa yang sangat banyak yang menunjukkan keberadaan bahan deterjen atau surfaktan ionik. Akumulasi bahan ini akan menurunkan kualitas air, seperti penurunan oksigen terlarut (DO) sehingga berakibat kenaikan nilai parameter BOD dan COD dalam air. Sangat yakin bahwa air buangan ini akan memiliki nilai BOD dan COD jauh di atas baku mutu air yang diperkenankan. Akibat penurunan kualitas air ini maka dimungkinkan bahwa air tidak boleh digunakan untuk kepentingan manusia bahkan untuk keperluan irigasi pertanian juga mungkin tidak diperbolehkan. Apabila lokasi pembuangan berada di daerah hunian, maka air dapat masuk teresap pada air sumur yang dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar lokasi. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi warga yang mengkonsumsi air tersebut.

Apabila upaya pendirian IPAL untuk keperluan recycle atau penggunaan kembali air bersih dirasa terlalu mahal, maka hendaknya IPAL tetap harus didirikan dengan tujuan untuk mengolah air untuk dapat dibuang dengan memenuhi baku mutu yang diperbolehkan. Untuk keperluan ini proses relatif lebih sederhana meliputi tahap penyaringan, pemisahan cairan berminyak, pengendapan dan aerasi. Investasi yang harus disediakan adalah pendirian IPAL yang memenuhi syarat dan biaya rutin untuk operasional IPAL. Biaya ini dapat diperhitungkan dalam tarif jasa pencucian yang harus ditanggung oleh konsumen. Meskipun menjadi lebih mahal, namun apabila jasa pencucian berani berpromosi bahwa jasa mereka memperhatikan aspek lingkungan, konsumen yang cerdas dapat memilih. Pada akhirnya usaha tetap lancar sementara aspek pencemaran lingkungan dapat dihindari.

 

Iqmal Tahir

Tinggalkan komentar