Kalau berbicara tentang goa besar umumnya pikiran kita akan teringat pada daerah karst berupa gunung kapur. Pada bagian goa akan berisi stalaktit dan stalakmit yang memenuhi seluruh isi dan relung-relung di dalam goa. Namun hal itu tidak akan ada pada satu goa besar yang terdapat di lereng timur gunung Slamet, yakni yang dikenal dengan nama goa Lawa.

Goa Lawa terletak di desa Siwarak, Kecamatan Karangreja sekitar 25 kilometer dari pusat kota Purbalingga. Pengunjung dapat mudah saja pergi ke lokasi ini karena tersedia jalan aspal yang baik. Dari arah Purbalingga melalui jalan menuju Pemalang lewat Bobotsari. Sekitar jarak 12 kilometer dari Bobotsari maka akan sampai di Karangreja, maka pengunjung berbelok ke kiri dengan jalan yang agak mendaki. Goa Lawa terletak tidak jauh dari arah ini.

Goa Lawa yang terletak di lereng gunung Slamet ini memberikan kesan asri dan hijau. Udaranya yang bersih, sejuk dan indah menawarkan pesona alami bagi para wisatawan yang mengunjunginya. Taman yang tersedia juga cukup indah untuk menawarkan kesempatan bermain bersama keluarga.

Goa Lawa ini terjadi akibat lelehan magma Gunung Slamet yang membentuk rongga-rongga di perut bumi sepanjang 3,5 kilometer yang sudah tergali. Hal inilah yang membedakan goa Lawa dengan goa-goa yang ada di tempat lain sehingga di dalam goa tidak terdapat stalagnit maupun stalagmit walaupun banyak air yang menetes dari bebatuan di perut goa namun airnya tidak mengandung kapur.

Salah satu sudut pintu gua Lawa.

Salah satu sudut pintu gua Lawa.

Dengan ornamen interior alami berupa batuan goa, aliran air bawah tanah yang mempesona dan aliran hawa sejuk dalam goa, wisatawan akan disuguhi pengalaman yang menarik. Di dalam goa ini dapat dilihat beberapa bagian dalam yang menarik antara lain Batu Semar, Waringin Seto, Goa Istana Lawa, Goa Dada Lawa, Batu Keris, Goa Cepet dan Goa Ratu Ayu.

Sewaktu berjalan menuruni jalan setapak untuk masuk gua maka akan dirasakan tetesan air dari atas bagian gua. Jalan setapak ini sudah dibuat dari semen sehingga memudahkan pengunjung berjalan. Di kanan kirinya juga diberi besi untuk pegangan tangan. Kondisi lampu yang tersedia memang kurang memberikan efek yang bagus seperti di gua Gong Pacitan. Dulu malah kalau masuk ke dalam goa harus menggunakan bantuan pemandu dengan menggunakan lampu petromaks. Sepanjang jalan di dalam gua kita akan menggunakan jalan searah karena nanti akan keluar di lubang yang lain sehingga tidak perlu jalan bolak-balik. Memang di goa Lawa ini terdapat beberapa lubang besar yang sekaligus bermanfaat untuk lubang udara dan pemberi cahaya ke dalam goa.

Di satu bagian goa ada sungai atau genangan air yang menutup bagian dasar goa. Untuk daerah ini, pihak pengelola membuat satu jembatan kayu yang dapat digunakan pengunjung berjalan di atasnya. Ada juga bagian gua yang rendah, yang tentu saja memaksa pengunjung menundukkan kepala agar tidak terantuk dinding batu di atas.

Di dalam lubang goa yang besar ini banyak dijumpai kelelawar yang hidup di gua kalau siang hari. Kelelawar ini baru keluar kalau malam hari. Keberadaan kelelawar dalam gua inilah yang menyebabkan gua ini disebut sebagai gua Lawa. Lawa dalam bahasa Jawa berarti kelelawar.

Pintu gerbang lokasi dengan patung kelelawarnya.

Pintu gerbang lokasi dengan patung kelelawarnya.

Salah satu sudut batuan dalam lubang goa.

Salah satu sudut batuan dalam lubang goa.

Mengingat keberadaan kelelawar inilah maka di dalam goa banyak mengandung lumpur alami yang kaya akan zat hara dan baik untuk digunakan sebagai pupuk. Lumpur yang terdapat dalam goa ini kadang membuat jalan tanah menjadi licin. Pengunjung disarankan untuk menggunakan sandal dan bukan sepatu dengan hak yang tinggi supaya tidak mudah terpeleset.

Selesai berjalan dan mengeksplorasi gua kurang lebih sampai satu jam, maka pengunjung dapat beristirahat di halaman luar goa. Di sini terdapat pula taman bermain untuk anak-anak. Beberapa mainan seperti ayunan dan tempat duduk taman juga tersedia untuk digunakan bercengkrama. Menikmati udara pegunungan yang segar akan berkesan sekali di sini.

Kalau datang ke goa Lawa sudah terlalu sore, kita bahkan akan disuguhi kabut pegunungan. Suasana seperti ini selain suguhan goa besar akan memberikan sensasi tersendiri. Hanya saja kalau datang ke sini sore apalagi jika dibarengi hujan, maka tentu saja pemandangan alam tidak akan dapat dinikmati dengan baik. Untuk ajang narsis dengan foto-foto pun juga menjadi kurang indah lagi.

Dari goa Lawa, akan lebih lengkap lagi kalau kunjungan ini dilanjutkan menuju ke Pratin untuk melihat perkebunan strawberry dan melihat pasar sayuran yang tersedia di sana.

Iqmal Tahir

ps. sumber gambar dan tulisan lain soal goa lawa dapat di baca di :

Tinggalkan komentar