Berita soal pemberitaan air liur bayi yang kemudian berubah menjadi kristal mungkin sebaiknya dibaca dulu. Berita kronologisnya telah disarikan di link ini. Untuk dapat memahami secara runtut hendaknya pembaca dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan Lima.

Pembentukan kristal dari air liur ini mungkin dapat dipelajari dengan melihat kasus pembentukan sarang burung oleh burung layang-layang. Seperti diektahui kalau burung walet atau burung seriti dapat menghasilkan sarang burung berupa padatan berwarna putih. Padatan sarang burung ini diperoleh dari air liur burung layang-layang tersebut.

Proses pembentukan sarang burung berasal dari air liur (saliva) dari burung layang-layang. Cairan tersebut bersifat seperti lem yang akan mengeras dengan mengandung banyak komponen lain yang terlarut dalam kelenjar liur tersebut. Proses yang berlangsung terus menerus sampai makan waktu 20 hari akan menghasilkan lembaran menyerupai belahan mangkok yang secara alami digunakan sebagai sarang bagi burung tersebut. Waktu 20 hari ini relatif cukup lama jika dibandingkan dengan pembentukan kristal dari air liur bayi yang dikatakan berlangsung dalam hitungan detik.

Padatan ini berwarna putih keruh sampai kecoklatan. Padatan tidak bersifat kristalin dan jika dimasukkan dalam air panas akan berubah lunak. Hal ini digunakan pada proses pengolahan sarang burung melalui tahap pemanasan atau saat digunakan pada bahan sop sarang burung. Tentu saja kalau dilihat dari pengujian yang telah dilakukan oleh pihak RSSA Malang, jelas padatan kristal yang berasal dari liur bayi ini akan berbeda dengan sarang burung ini. Sarang burung ini jelas akan rusak atau meleleh saat terkena asam sulfat pekat.

Sarang burung yang berwarna putih bersih setelah dibersihkan.

Sarang burung yang berwarna putih bersih setelah dibersihkan.

Sarang burung sehabis dipanen.

Sarang burung sehabis dipanen.

Komposisi sarang burung terutama adalah karbohidrat, asam amino dan garam mineral. Komponen protein yang utama adalah glikoprotein, sedangkan karbohidrat yang tertinggi adalah asam sialat (9%) yang cukup berperan untuk memberi khasiat dari sarang burung. Bahan karbohidrat lainnya adalah  7.2% galaktosamina, 5.3% glukosamina, 16.9% galaktosa dan 0.7% fukosa. Asam amino juga terkandung dalam sarang burung seperti yang non esensial terdiri dari asam aspartat, aam glutamat dan pralin serta dua asam amino essensial yakni threonine dan valine. Sarang burung kaya akan mineral karena umumnya berasal dari daerah yang kaya mineral di bukit berkapur atau pesisir. Garam yang ada terutama adalah garam sodium dan kalsium, selain juga mengandung sedikit magnesium, zink, mangan dan besi. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa sarang burung tidak mengandung bahan kaca atau gelas seperti yang telah diuji oleh pihak RSSA Malang.

Batu kristal yang dihasilkan dari air liur sang bayi.

Batu kristal yang dihasilkan dari air liur sang bayi.

Berdasarkan sifat sarang burung yang dapat larut dalam air, sedangkan kristal dari air liur bayi di Malang itu tidak larut, maka tentu saja diduga dua produk dari air liur ini berbeda jenisnya. Untuk itu tentu saja tetap diperlukan karakterisasi kimia dari bahan dalam kristal liur tersebut sehingga dapat diketahui secara pasti. Jika karakterisasi kimia ini tidak dilakukan maka hanya akan muncul dugaan-dugaan saja dan yang pasti hal ini akan tetap menjadi misteri.

Ini tulisan secara berseri, terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan Lima.
Baca tulisan lain soal misteri (tapi tetap nalar) :

Satu tanggapan »

  1. […] dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan […]

  2. […] dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan […]

Tinggalkan komentar