Berita soal pemberitaan air liur bayi yang kemudian berubah menjadi kristal mungkin sebaiknya dibaca dulu. Berita kronologisnya telah disarikan di link ini. Untuk dapat memahami secara runtut hendaknya pembaca dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan Lima.

Sebagai seorang yang sehari-hari bekerja untuk melakukan penelitian tentu saja saya menjadi skeptis melihat pemberitaan seperti ini. Hari ini yang seharusnya merampungkan tugas menulis paper seminar menjadi berubah untuk menulis postingan ini. Perasaan skeptis ini muncul karena membaca hasil analisis dan juga melihat  foto yang ditayangkan. Memang saya hanya melihat berdasarkan foto dan berita di Kompas saja.

Di dalam foto itu ditayangkan kumpulan bola-bola kristal yang jernih berwarna putih. Bola tersebut mirip dengan bola-bola gelas yang sering saya gunakan di laboratorium. Saya sekarang kebetulan juga bekerja di laboratorium dan sering menggunakan glass bead(bola dari gelas kaca) yang berbentuk seperti kristal yang dikeluarkan bayi tersebut.

Batu kristal yang dihasilkan dari air liur sang bayi.

Batu kristal yang dihasilkan dari air liur sang bayi.

Kalau memang betul foto yang disajikan itu adalah foto dari kristal yang dihasilkan dari air liur bayi itu, saya malah meragukan. Asumsi saya adalah terlihat bola kristal terlihat hanya dalam bentuk tiga ukuran saja. Bola besar ada sejumlah 5 buah dan satu lagi berukuran sedang. Sisanya adalah bola yang berukuran kecil dan berada dalam jumlah besar. Secara logika semua di alam ini cenderung memiliki keacakan yang khas kemudian terdistribusi dalam ukuran-ukuran tidak seragam. Namun melihat dalam foto, bola kristal yang ada memiliki kecenderungan ukuran yang tertentu dan sepertinya hanya membentuk tiga macam ukuran saja. Mungkin apabila ada saksi yang dapat memberikan sampel ini dapat diteliti masing-masing ukuran bola tersebut. Jika asumsi yang saya kemukakan ini betul bahwa bola tersebut hanya memiliki tiga ukuran diameter itu saja, maka patut diduga ada pemalsuan dalam kasus ini.

Selanjutnya jika dilihat dari tingkat kecerahan kristal maka akan dapat diberikan beberapa fakta baru. Jika kristal dari air liur yang umumnya berupa terlihat cerah yang sangat jauh dari kristal yang mungkin terbentuk dari protein atau bahan mineral yang umumnya terkandung dalam air liur. Air liur secara umum mengandung bahan-bahan air (H2O) sampai lebih dari 94 %, mirip dengan darah yang komponen utamanya juga berupa air. Lihat tabel berikut untuk komposisi bahan organik dan anorganik dalam air liur. Bahan lain dalam air liur berupa protein, karbohidrat, lemak selain bahan lain dalam jumlah kecil seperti hormon, vitamin dan lain-lain. Dari segi komposisi ini diketahui bahwa bahan yang berpotensi untuk menghasilkan kristal adalah kristal kalsium dan protein. Akan tetapi karakteristik kristal kalsium atau kristal protein yang dihasilkan dari air liur ini tidak terlihat seperti kristal bola seperti yang ada dalam foto tersebut.


Dari sisi jumlah diketahui bahwa air liur orang dewasa dalam sehari bisa terkumpul sampai 70 mL. Jika diketahui komponen terbesar dalam air liur adalah air murni maka tidak mungkin akan menghasilkan padatan berukuran bola seperti yang digambarkan di foto itu. Dengan menggunakan konversi massa dapat dilakukan berat kering bahan bukan air yang terdapat dalam air liur yang kemudian dicocokkan dengan berat butiran kristal tersebut.

Rafael, bayi di Malang yang mengeluarkan kristal dari air liurnya.

Rafael, bayi di Malang yang mengeluarkan kristal dari air liurnya.

Dari sisi kinetika kimia, pembentukan padatan terlebih kristal biasanya memerlukan waktu yang relatif lama, tidak bisa dalam hitungan detik. Fase dari air liur sebelum menjadi kristal harus melalui tahapan gel dan kemudian dari gel ini mebentuk kristal secara bertahap sampai kristal sempurna. Dari pengalaman di laboratorium pembentukan kristal ini bisa dipercepat dengan pengaturan temperatur dan bukan berlangsung pada suhu kamar. Dapat juga proses dipercepat dengan penambahan bahan initiator radikal dan penggunaan radiasi foton jika kristal berupa polimer. Untuk bahan anorganik, pembentukan kristal dari bahan cair umumnya harus dipancing kemudian dengan mengatur penurunan temperatur. Bentuk kristal juga umumnya akan tidak teratur, misal berupa jarum, batang kristal atau bentuk lainnya. Sangat jarang kristal yang terbentuk memiliki bentuk bulat sempurna seperti pada gambar yang ditayangkan.

Berdasarkan uraian temuan dari pihak RSSA Malang, maka saya juga menduga kalau batuan itu mungkin bukan berasal dari dalam tubuh orang.

Ini tulisan secara berseri, terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan Lima.

Baca tulisan lain soal misteri (tapi tetap nalar) :

Satu tanggapan »

  1. […] pembaca dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan […]

  2. […] pembaca dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan […]

  3. […] pembaca dapat mengakses keseluruhan tulisan secara berseri ini yang terdiri dari bagian : Satu, Dua, Tiga, Empat dan […]

Tinggalkan komentar